Jumat, 11 November 2011

Banyak Cara Populerkan Pulau Komodo Selain Vote Via N7W

Jakarta - Pakar telematika dari UIN Abimanyu 'Abah' Wachjoewidajat membeberkan sejumlah data terkait kejanggalan vote untuk New7Wonders. Dalam beberan kejanggalan ajang tersebut, Abah juga memberikan tips bagaimana mempopulerkan Pulau Komodo baik secara telematika maupun non telematika.

Dalam surat elektroniknya yang dikirim ke redaksi detikcom, Kamis (10/11/2011), Abah ingin membantu masyarakat yang masih awam dengan menunjukan setiap adanya temuan baru sehingga dapat membantu berbagai pihak untuk menelaah kasus ini dari berbagai sudut terkait SMS Komodo.

"Batas pemilihan untuk masuk New7Wonders (N7W) praktis tinggal 1 hari lagi (11/11/11). Sewajarnya selaku warga negara Indonesia kita akan senang saja apabila KOMODO “terpilih dengan benar” sebagai salah satu 7 keajaiban dunia terpopuler," kata Abah.

Menurut Abah, kata terpopuler tersebut yang saat ini sedang diincar segelintir orang perlu diingat bahwa apabila tidak terpilih pun itu bukan berarti mendadak label keajaiban pulau Komodo sebagai obyek wisata unik yang langsung akan sirna dari muka bumi ini. Hal ini yang sering dieksploitasi pihak tertentu guna membakar semangat mendukung Komodo agar tidak sirna tertelan kepopuleran tempat lain dan mau mendukung terus via SMS.

"Faktanya, terpilih ataupun tidak terpilih di N7W kita harus junjung tinggi Pulau Komodo sebagai satu-satunya tempat di dunia yang menjadi habitat hewan purba yang hidup dari masa sekitar puluhan juta tahun yang lampau," ujarnya.

Yang mengejutkan, lanjut Abah, adalah penyelenggara acara 'idol-idolan' ini, yakni N7W, adalah yayasan kecil yang asalnya dari suatu perusahaan komersial dengan nama sama yakni N7W, yang sudah bangkrut lalu mereka kembali mendirikan Yayasan N7W, yang mungkin sampai sedemikian bangkrutnya sehingga untuk alamat kantor dan tempat pertemuan terpaksa menumpang di sebuah Museum yang sedang ditutup (hanya buka bulan Juni, Juli, Agustus). Dan yang lebih memprihatinkan adalah bila pengelola N7W tersebut ingin bertemu suatu pihak di Museum harus dengan janjian dahulu (ini disampaikan pimpinan yang bersangkutan).

Dengan hanya mampu menumpang pertemuan di museum tersebut, menurut Abah, berarti N7W mungkin tidak sanggup membayar untuk sekedar mengobrol di kafe ataupun hotel.

"Namun mari kita geser hal itu karena toh ketidakkredibelan perusahaan juga tidak dipermasalahkan oleh pihak yang ingin Pulau Komodo menang N7W. Perhatikan kata diawal paragraf bahwa kita pasti senang apabila KOMODO “terpilih dengan benar” sebagai salah satu 7 keajaiban dunia terpopuler," terang Abah.

Bagi orang yang benar maka “terpilih secara benar” adalah merupakan suatu hal yang sangat penting tetapi mungkin bagi banyak juga yang tidak peduli cara yang dilakukan sehingga mungkin “apapun akan dilakukan” yang penting agar menang.

Pihak N7W pada penjelasannya di situs mengutarakan bahwa publik Indonesia bisa vote via SMS dengan keyword yang sesuai dengan 28 obyek yang dapat dipilih seperti KOMODO, AMAZON, GBR, BUTINAH, BLACK, ULURU, dan lain-lain.

"Akan tetapi, sesuai pada press release yang saya ajukan beberapa hari lalu telah saya jabarkan temuan bahwa pada operator selular yang saya gunakan apapun yang kita kirimkan, baik KOMODO maupun obyek lain maka tetap yang tertulis adalah “Terimakasih! Terus beri dukungan, pastikan KOMODO menang 7 keajaiban Dunia. Kunjungi www.pilihkomodo.com”," tuturnya.

Disini tidak ada konfirmasi dari pihak CP (Content Provider) mengenai apa yang telah dipilih. Dengan demikian bila membaca jawaban SMS tersebut mungkin saja apapun yang dikirim selalu dianggap bahwa yang terkirim adalah KOMODO bukan obyek alam lain.

"Karena penasaran atas kejadian tersebut, saya mencoba vote dari HP lain (kali ini layanan CDMA) dan sungguh mengejutkan bahwa pada beberapa hasil uji saya bila vote KOMODO akan mendapat ucapan terima kasih, tetapi kalau saya vote lokasi lain sistem hanya menjawab “PULL 9818”," katanya.

Hal ini sangat mengejutkan karena nomor SMS 9818 yang seharusnya bersikap fair terhadap semua lokasi dan apapun pilihan pengguna ternyata jelas-jelas hanya berfungsi apabila kita pilih KOMODO saja. Lalu bagaimana nasib para voter yang ingin memilih obyek wisata lain? Tidak bolehkah publik membuat pilihan lain? Atau ingatkah bahwa banyak wisatawan yang menggunakan nomor ponsel lokal? Lalu bagaimana mereka dapat memilih obyek wisata negara mereka kalau 9818 tidak memberikan kesempatan tersebut.

"Dengan demikian harapan saya agar KOMODO “terpilih dengan benar” menjadi gugur karena kenyataannya ada kesan permainan program yang hanya mau menerima vote KOMODO sehingga KOMODO cenderung terpilih dengan cara yang tidak benar," ungkapnya.

Menurutnya, sungguh suatu prinsip yang baik bila cara berpikir bahwa menang karena curang atau uang tidak akan membuat senang dan tenang. Tapi justru akan sangat memalukan bila dunia bisa mengetahui kecurangan ini yang cepat atau lambat sangat mungkin diketahui.

Dengan cara yang Abah alami diatas, berarti tidak aneh bila SMS KOMODO menang tetapi haruskah bangsa yang beragama, berakhlak dan berbudaya harus menang dengan cara curang yang sangat tidak etis seperti itu? "Saya tidak habis pikir apabila sekedar untuk memenangkan KOMODO saja sudah melakukan tindakan tidak fair apalagi bila kelak cara seperti ini digunakan untuk vote yang bersifat politik misal pada 2014 nanti atau untuk Pilkada dan pemilihan lainnya sangat mungkin akan terjadi hal yang serupa," kata Abah.

Kini bayangkan yang lebih luas lagi, lanjut Abah, sampai sedemikian melakukan upaya pemenangan dengan cara curang sementara hal itu hanya terhadap suatu yayasan kecil N7W tadi? "Bagi saya pribadi saya melihat hal tersebut sungguh sebagai suatu yang membuat saya malu karena siapapun pihak yang mengupayakan kemenangan komodo dengan cara curang tersebut adalah manusia satu bangsa dengan saya, yakni bangsa Indonesia," tuturnya.

Lalu bagaimana dengan penunjukan Jusuf Kalla (JK) sebagai Duta Komodo? Abah merasa banyak yang tidak mempermasalahkan hal tersebut. Terserah yang bersangkutan mau dipanggil apa mengingat dengan turunnya pamor JK dipanggung politik pasca menjadi wapres saat ini dapat memberinya semangat untuk suatu kebaikan yang diharapkan bagi Pulau Komodo, maka hal tersebut mungkin bermanfaat bukan?

Namun menurut Abah masih perlu disayangkan bahwa penunjukan Duta Wisata tersebut baru sekedar oleh sekelompok pemerhati pemenangan Komodo, bukan oleh Departemen Pariwisata Indonesia (pengelola Pulau Komodo yang sah), bukan pula dari berbagai pihak yang sudah lebih lama memantau dan melestarikan Komodo sehingga nama Duta Komodo itupun mungkin masih terlalu berat. Yang pasti apapun julukan JK baik sebagai Duta Komodo ataupun bukan secara telematika sama sekali tidak ada pengaruhnya.

Abah pun berbagi cara agar Pulau Komodo populer baik dengan cara telematika maupun non telematika. Berikut tipsnya menurut Abah:

1. Tidak peduli menang atau tidak kewajiban utama adalah memastikan dan mengupayakan secara maksimal agar segala upaya turisme yang kita lakukan dalam mengeksploitasi Pulau Komodo tidak akan mengganggu habitat dan kehidupan sisa reptil zaman purba dulu.

2. Mengingat saya juga pernah mempelajari bidang Wisata (sebelum berkutat di Telematika), menurut saya patokan utama agar suatu obyek wisata dapat sukses adalah memenuhi 3 hal yakni: Menjanjikan saat akan dituju, Menyenangkan saat ditinggali dan dinikmati, Mengesankan saat ditinggali. Maka semua yang pernah berkunjung pasti akan menceritakan pengalaman indah mereka, foto mereka akan disebar kemanapun dan publik internasional lebih banyak mengetahuinya. Lalu mereka yang telah datang akan kembali dengan kawan lain dan akan lebih banyak turis baru yangg hadir, begitu seterusnya. Tidak peduli kita masuk N7W atau tidak pasti pamor wisata kita akan meningkat.

3. Apapun yang kita lakukan harap diingat di dalam Pulau Komodo ada penduduk asli yang hidupnya dibawah sejahtera. Selayaknya kita perlu pastikan bahwa eksploitasi pulau ini tidak justru menjadikan mereka sebagai penonton belaka melainkan dapat menikmati kesejahteraan dan peningkatan taraf hidup penduduk asli yang memprihatinkan.

4. JK dengan kebanggaan yang diterimanya sebagai Duta Komodo tadi sebaiknya jangan hanya memperhatikan Pulau Komodo belaka, melainkan perlu juga memperhatikan seluruh Komodo yang beredar di berbagai kebun binatang guna memastikan binatang tersebut terawat dan terlestarikan. Ini perlu mengingat sudah ada beberapa Komodo mati mengenaskan di Kebun Binatang Surabaya namun tidak ada tindakan langsung dari mereka yang terlalu sibuk untuk memenangkan Komodo di N7W. Selayaknya diperhatikan cara pemeliharaan yang benar. Lestarinya komodo diberbagai tempat lain akan memancing minat untuk mengunjungi tempat aslinya.

5. Dengan fasilitas telematika kita dengan mudah bisa membuka sumbangan publik bagi pelestarian dan pengembangan Pulau Komodo, bisa via SMS (misal @ Rp 2.000). Tetapi jangan ke 9818 karena sampai sekarang mereka kurang transparan dalam pertanggung jawaban dana yang masuk kita bisa salurkan ke CP lain yang dimonitor pemerintah ataupun metode transfer dana via mobile banking dan lain-lain. Lalu pelaksana lapangan dilakukan LSM atau pihak yang kredibilitasnya baik dan diaudit oleh auditor lembaga independen dan setiap perkembangan yang dilakukan diunggah ke internet sehingga para penyumbang mengetahui betul apa yang sudah dan akan dibangun. Cara yang sama bisa berlaku untuk obyek wisata lain. Dengan cara ini berarti kita menganggap Departemen Pariwisata belum efektif mengelola semua obyek wisata tersebut. Namun setidaknya kita tidak hanya mengeluhkan, melainkan berperan serta aktif.

6. Banyak cara telematika lain yang efektif membantu mengangkat popularitas Pulau Komodo dimata dunia seperti:

a. Membuat situs khusus komodo secara mendetail

b. Sistem reservasi khusus untuk datang dan memperoleh akomodasi

c. Penyebaran film komodo

d. Ulasan yang menarik (dengan animasi) berbagai hal yang berkaitan dengan komodo misal ulasan anatomi komodo dan lain-lain

e. Kita juga bisa melombakan pembuatan games di ponsel/TabletPC secara free dan disebar luas yang inti karakternya adalah Komodo

f. Bahkan kalau bisa kita buatkan film komodo secara 3D dan ditayang pada situs seperti Youtube dan lain-lain (pemirsa cukup menggunakan kacamata kertas 3D)

g. Sistem pengelolaan dan pemantauan areal komodo secara terkomputerisasi (misalnya dengan fasilitas GPS kita bisa selalu memantau lokasi masing-masing komodo dan orang. Bila salah satu pihak bisa saling membahayakan maka gerbang otomatis tertutup atau ada sistem pemberitahuan dini sehingga orang bisa menyingkir atau waspada. Sehingga wisatawan yang penasaran dapat mudah menemukanya. Namun juga berdiri pada jarak yang aman tidak mengganggu ketentraman komodo tersebut

h. Dan banyak cara lainnya yang itu semua pasti meningkatkan pamor dan minat publik ke Pulau Komodo.

"Akhir kata mari pikirkan bahwa Tuhan telah menciptakan ribuan atau bahkan jutaan tempat yang menakjubkan di dunia, lalu kita mengapa mengelu-elukan sekelompok kecil manusia yang sekedar hanya mau mengutamakan 7 lokasi saja sebagai tempat yang populer? Sewajarnya kita perlakukan semua tempat secara sama rata (khususnya yang ada di Indonesia) karena semua sama-sama menakjubkan sebagai ciptaanNya," tutup Abah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar